Minggu, 23 September 2012

makalah pengelolaan pendidikan oleh Ma'mun Firmansyah


A.      Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Keberhasilan dalam memenejemen kelas banyak dipengaruhi  oleh beberapa factor yang berpengaruh terhadap keberlangsungan pembelajaran yang akan dicapai. Diantaranya adalah factor fisik yang berhubaungan dengan kondisi fisik kelas tersebut dan non fisik yang berkaitan dengan guru. Dalam buku Pengelolaan Pendidikan yang ditulis oleh tim Jurusan Administrasi Pendidikan (2010:108) mengatakan bahwa untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa factor yang mempengaruhinya antara lain kondisi fisik dan sosio-emosional.
1.       Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan pembelajaran sehingga tersampaikan dan terserapnya ilmu oleh oleh peserta didik, salahsatunya dipengaruhi oleh kondisi fisik dalam kelas.
Untuk memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran, maka harus diperhatikan pula hal ini baik dalam segi ruangan, pengaturan tempat duduk, ventilasi cahaya dan pengaturan penyimpanan barang.
Ruang tempat pembelajaran harus memungkinkan untuk siswa bergerak dengan leluasa, tidak berdesak-desakan dan bila perlu meletakan hiasan-hiasan yang mendidik seperti tanaman-tanaman yang memekai pot.
Pengaturan tempat duduk yang paling memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga guru dapat mengontrol sisiwanya. Apakah pengaturannya secara klasik yaitu dengan posisi semua murud menghadap guru kedepan, ataukah dengan formasi tapal kuda yang dimana guru berada di tengah-tengah siswa, ataukah dengan melingkar. Namun umumnya semua posisi itu diatur menurut kesenangan siswa yang penting adalah tertib.
Suhu dan ventilasi ruangan diatur sedemikian mungkin, tidak terlalu gelap dan sesak udara,tidak pula terlalu terang dan angin yang masuk dengan kencang. Bila perlu terdapat tanaman-tanaman hias yang berpot yang berfungsi untuk mendapatkan oksigen yang cukup bagi ruangan.
Barang-barang yang penting ditempatkan sedemikian rupa, tidak berserakan dan diletakan ditempat yang mudah terjangkau apabila dibutuhkan. Dalam pemeliharaannya sangat dilakukan dengan periodic secara cek dan recek.
2.       Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalm kelas akan mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan pembelajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi:
a.       Kepemimpinan Guru
Peran guru dalam memimpin proses pembelajaran akan mewarnai suasana emosionnal didalam kelas. Apakah guru melaksanakan kepemimpinan dalam pembelajaran dengan demokratis ataukah otoriter yang kesemuanya memberikan dampak bagi peserta didik.
b.      Sikap Guru
Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peserta didik, apakah sikapnya dapat  menjadikan pembelajaran yang efektif, memudahkan terserapnya ilmu  dan menyenangkan bagi peserta, ataukah tidak tercapainya semua kriteria tersebut. Berikut ini adalah beberapa sikap guru untuk mencapai kriteria tersebut selama dalam kegiatan belajar mengajar.
1.       Cinta kepada murid
Kunci untuk menjalin emosional yang baik adalah cinta. Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai cinta. Hubungan yang berlandaskan cinta akan melahirkan keharmonisan. Sikap cinta, kasih dan sayang tercermin melalui kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban serta sikap positif lainnya (mahfud 2011:29).
Abdul Munir (2007) spritual teaching, mengatakan bahwa sosok seorang guru harus senantiasa  memperlihatkan sifat kasih sayang kepada siswanya setiap saat baik didalam maupun diluar sekolah. Kasih sayang yang selalu ditebar inilah yang akan ditangkap oleh siswa sebagai kharisma. Siswa akan mencintai gurunya dengan cara mengidolakannya sebagai sosok  yang berwibawa.
2.       Menghargai murid
Kualitas hubungan guru-murid sangat penting untuk keefektifan dalam pembelajaran. Apapun mata pelajarannya, semua dapat dibuat menarik dan mengasyikan bagi siswa apabila seorang guru telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang saling menghargai.
Dalam buku Be A Good Teacher Or Never (2011) Asep Mahfud mengatakan bahwa membangun emosioanal yanfg baik sangat efektif dalam emngaktifaknk siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran. Jalinan rasa simpati dan saling pengertian akan embuka jalan bagi kehidupan bergairah siswa, membuka  jalan emasuki dunia baru mereka, dan mengetaahui minat-kuat mereka.
Dalam Quantum Teaching (2007) Bobby Deporter, dkk. Mengatakan bahwa membina hubungan dengan baik dapat memudahkan kita melibatkan siswa, memudahakan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus, dan emningkatkan kegembiraan. Sejauh mana kita memasuki dunia siswa, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki di dalam kehidupan siswa.
3.       Sabar
Dalam buku Pengelolaan Pendidikan yang ditulis oleh tim Jurusan Administrasi Pendidikan (2010:108) mengatakan bahwa sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaklah dengan bersabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki.
Hal ini memang benar, karena secara psikologis jika guru memarahi dan membenci siswa yang melanggar peraturan tersebut akan berpengaruh terhadap psikologis siswa itu. Ia akan merasa bersalah dan terus merasa bersalah dan memvonis dirinya bahwa ia siswa yang paling nakal dan selalu melanggar. Sebaliknya pula jika dibiarkan begitu saja, siswa tersebut tidak akan merasa dirinya bersalah dan terus mengulangi kesalahannya. Hendaklah diselesaikan oleh guru secara adil dan bijaksana. Boleh membenci siswa tersebut dalam artian prilakunya tapi tidak boleh siswanya., terimalah ia dengan hangat sehingga ia insyap atas kesalahannya.
4.       Melayani seluruh gaya belajar siswa
Menurut versi Quantum teaching yang dikutip oleh Asep Mahfud (2011:89) menyatakan bahwa modalitas dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Visual, Auditorial dan Kinestetik.
Pertama, gaya belajar visual (Visual Learner). Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa seseorang belajar dengan menggunakan penglihatan. Segala informasi didapat melalui indra  penglihatan. Ciri-ciri gaya belajar seperti ini memiliki kepekaan terhadap warna, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, terlalu reaktif terhadap suara, sulit mengikuti anjuran secara lisan dan seringkali menginterpretasikan kata atau ucapan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan bentuk grafis yang berupa film, slide, gambar ilustrasi, cpretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu gambar yang bisa digunakan dalam menyampaikan informasi. Dapat pula emngajak siswa untuk membaca buku-buku yang berilustrasi dan siswa sisuruh untuk mengilustrasikannya.
Kedua, gaya belajar auditorial (Auditory Learners). Gaya belajar yang mengandalakan indra pendengaran, berbicara dan mendengar dalam memahami dan mengingat pengetahuan atau pelajaran. Memiliki kusulitan dalam menyerap pengetahuan dalam bentuk gambar, tulisan dan semua yang berhubungan dengan indra penglihatan. Guru  dapat melakukan pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tape recorder sebagai lat bantu, melakukan wawancar atau terlibat dalam kelompok diskusi, mencoba membaca informasi yang kemudian diringkas secara lisan dan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
Ketiga, gaya belajar kinestetik, (Kinesteti Learners). Orang yang belajar seperti ini , memahami informasi atau pengetahuan dengan indra peraba. seperti bergerak, bekerja dan menyentuh. Gaya belajar seperti ini memilki banyak kerekteristi  yang tidak semua orang biosa melakukannya. Guru dapat melakukan pendekatan dalam kegiatan belajar dengan melakukan berbagai praktik yang berhubungan dengan fisik,  menempatkan tangannya sebagai menyerap informasi.
c.       Suara Guru
Walaupun bukan merupakan faktor yang sangat besar, namun suara guru juga dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Suara yang tinggi ynag melengking akn terdengar tidak oleh telinga siswa, begitupuun suara yang terlalu rendah tidak akan terdengar oleh siswa dan bahkan akan terjadi kemungkinan situasi yang gundah yang dilakukan siswa. Hendaknya suara guru diatur , cenderung rileks, cenderung mendorong siswa mendengarkannya. Kapan terjadi tekanan pada suara maupun relatif rendah, jelas dan terdengar oleh semua siswa serta tidak terlau tiinggi melengking dan tidak terlalu rendah.
d.      Pembinaan Hubungan Baik
Guru propesional bukanlah guru yang gila hormat. Sangat baik jika guru selalu menciptakan hubungan erat dengan murid, tersenyum ketika bertemu murid, menyapa terlebih dahulu, memberi selamt kepaada murid, memberi nasihat, memanggail mereka dengan panggilan kesayangan dirumah dan memberi hadiah kepada mereka yang berhasil (Mahfudz 2011: 36)
Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa merupakan faktor dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan menjalin hubungan yang baik diharapkan akan terjadinya pembelajaran yang menyenagkan, siswa-siswa yang penuh gairah dan semangat dalam pembelajarannya, bersikap optimistik serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada diri siswa tersebut.
3.       Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasionnal yang dilakukan baik ditingkat kelas maupun sekolah adalah salahsatu mencegah masalah dalam pengelolaan kelas. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan dengan tujuan para siswa sudah terbiasa memlakukan dan menghadapi hal tersebut sehingga tidak harus dipermasalahkannya. Adapun kegiatan rutinitas tersebut ialah pergfantian pelajaran, upacara dan kegiatan yang lainnya.
B.      Aspek, fungsi dan masalah dalam manajemen kelas
a.       Aspek Dalam Manajemen Kelas
Dalam ungkapan Maman Rachman yang dikutip dalam buku Pengelolaan Pendidikan (2010) yang ditulis oleh Tim Jurusan Administrasi Pendidikan, mengatakan bahwa manajemen kelas harus dilakukian oleh guru guna memberikan dukungan terhadap keberhasilan belajar anak.  Keberhasilan dalm pembelajaran akanditentukan oleh seberapa mampu guru dalam memfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yaitu mengecek kehadiran, mengumpulkan dan memeriksa pekerjaan siswa, mengumpulkan, mencatat data, pemeliharaan arsip, menyampaikan materi dan memberikan tugas.
b.      Fungsi manajemen kelas
Dalam buku Pengelolaan Pendidikan (2010:111) yang ditulis oleh Tim Jurusan Administrasi Pendidikan, fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaflikasikan didalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.dalam pelaksanaanya fungsi-fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan dasar filosofos dalam pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi-fungsi tersebut meliputi:
Merencanakan
Yaitu merencanakan sebuah target yang akan dicapai secara matang tujuan dan teknis atau metode yang tepat untuk digunakan.
Mengorganisasikan
Yai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar