Minggu, 23 September 2012

makalah pengelolaan pendidikan oleh Ma'mun Firmansyah


A.      Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Keberhasilan dalam memenejemen kelas banyak dipengaruhi  oleh beberapa factor yang berpengaruh terhadap keberlangsungan pembelajaran yang akan dicapai. Diantaranya adalah factor fisik yang berhubaungan dengan kondisi fisik kelas tersebut dan non fisik yang berkaitan dengan guru. Dalam buku Pengelolaan Pendidikan yang ditulis oleh tim Jurusan Administrasi Pendidikan (2010:108) mengatakan bahwa untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa factor yang mempengaruhinya antara lain kondisi fisik dan sosio-emosional.
1.       Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan pembelajaran sehingga tersampaikan dan terserapnya ilmu oleh oleh peserta didik, salahsatunya dipengaruhi oleh kondisi fisik dalam kelas.
Untuk memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran, maka harus diperhatikan pula hal ini baik dalam segi ruangan, pengaturan tempat duduk, ventilasi cahaya dan pengaturan penyimpanan barang.
Ruang tempat pembelajaran harus memungkinkan untuk siswa bergerak dengan leluasa, tidak berdesak-desakan dan bila perlu meletakan hiasan-hiasan yang mendidik seperti tanaman-tanaman yang memekai pot.
Pengaturan tempat duduk yang paling memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga guru dapat mengontrol sisiwanya. Apakah pengaturannya secara klasik yaitu dengan posisi semua murud menghadap guru kedepan, ataukah dengan formasi tapal kuda yang dimana guru berada di tengah-tengah siswa, ataukah dengan melingkar. Namun umumnya semua posisi itu diatur menurut kesenangan siswa yang penting adalah tertib.
Suhu dan ventilasi ruangan diatur sedemikian mungkin, tidak terlalu gelap dan sesak udara,tidak pula terlalu terang dan angin yang masuk dengan kencang. Bila perlu terdapat tanaman-tanaman hias yang berpot yang berfungsi untuk mendapatkan oksigen yang cukup bagi ruangan.
Barang-barang yang penting ditempatkan sedemikian rupa, tidak berserakan dan diletakan ditempat yang mudah terjangkau apabila dibutuhkan. Dalam pemeliharaannya sangat dilakukan dengan periodic secara cek dan recek.
2.       Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalm kelas akan mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan pembelajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi:
a.       Kepemimpinan Guru
Peran guru dalam memimpin proses pembelajaran akan mewarnai suasana emosionnal didalam kelas. Apakah guru melaksanakan kepemimpinan dalam pembelajaran dengan demokratis ataukah otoriter yang kesemuanya memberikan dampak bagi peserta didik.
b.      Sikap Guru
Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peserta didik, apakah sikapnya dapat  menjadikan pembelajaran yang efektif, memudahkan terserapnya ilmu  dan menyenangkan bagi peserta, ataukah tidak tercapainya semua kriteria tersebut. Berikut ini adalah beberapa sikap guru untuk mencapai kriteria tersebut selama dalam kegiatan belajar mengajar.
1.       Cinta kepada murid
Kunci untuk menjalin emosional yang baik adalah cinta. Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai cinta. Hubungan yang berlandaskan cinta akan melahirkan keharmonisan. Sikap cinta, kasih dan sayang tercermin melalui kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban serta sikap positif lainnya (mahfud 2011:29).
Abdul Munir (2007) spritual teaching, mengatakan bahwa sosok seorang guru harus senantiasa  memperlihatkan sifat kasih sayang kepada siswanya setiap saat baik didalam maupun diluar sekolah. Kasih sayang yang selalu ditebar inilah yang akan ditangkap oleh siswa sebagai kharisma. Siswa akan mencintai gurunya dengan cara mengidolakannya sebagai sosok  yang berwibawa.
2.       Menghargai murid
Kualitas hubungan guru-murid sangat penting untuk keefektifan dalam pembelajaran. Apapun mata pelajarannya, semua dapat dibuat menarik dan mengasyikan bagi siswa apabila seorang guru telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang saling menghargai.
Dalam buku Be A Good Teacher Or Never (2011) Asep Mahfud mengatakan bahwa membangun emosioanal yanfg baik sangat efektif dalam emngaktifaknk siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran. Jalinan rasa simpati dan saling pengertian akan embuka jalan bagi kehidupan bergairah siswa, membuka  jalan emasuki dunia baru mereka, dan mengetaahui minat-kuat mereka.
Dalam Quantum Teaching (2007) Bobby Deporter, dkk. Mengatakan bahwa membina hubungan dengan baik dapat memudahkan kita melibatkan siswa, memudahakan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus, dan emningkatkan kegembiraan. Sejauh mana kita memasuki dunia siswa, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki di dalam kehidupan siswa.
3.       Sabar
Dalam buku Pengelolaan Pendidikan yang ditulis oleh tim Jurusan Administrasi Pendidikan (2010:108) mengatakan bahwa sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaklah dengan bersabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki.
Hal ini memang benar, karena secara psikologis jika guru memarahi dan membenci siswa yang melanggar peraturan tersebut akan berpengaruh terhadap psikologis siswa itu. Ia akan merasa bersalah dan terus merasa bersalah dan memvonis dirinya bahwa ia siswa yang paling nakal dan selalu melanggar. Sebaliknya pula jika dibiarkan begitu saja, siswa tersebut tidak akan merasa dirinya bersalah dan terus mengulangi kesalahannya. Hendaklah diselesaikan oleh guru secara adil dan bijaksana. Boleh membenci siswa tersebut dalam artian prilakunya tapi tidak boleh siswanya., terimalah ia dengan hangat sehingga ia insyap atas kesalahannya.
4.       Melayani seluruh gaya belajar siswa
Menurut versi Quantum teaching yang dikutip oleh Asep Mahfud (2011:89) menyatakan bahwa modalitas dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Visual, Auditorial dan Kinestetik.
Pertama, gaya belajar visual (Visual Learner). Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa seseorang belajar dengan menggunakan penglihatan. Segala informasi didapat melalui indra  penglihatan. Ciri-ciri gaya belajar seperti ini memiliki kepekaan terhadap warna, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, terlalu reaktif terhadap suara, sulit mengikuti anjuran secara lisan dan seringkali menginterpretasikan kata atau ucapan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat menggunakan bentuk grafis yang berupa film, slide, gambar ilustrasi, cpretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu gambar yang bisa digunakan dalam menyampaikan informasi. Dapat pula emngajak siswa untuk membaca buku-buku yang berilustrasi dan siswa sisuruh untuk mengilustrasikannya.
Kedua, gaya belajar auditorial (Auditory Learners). Gaya belajar yang mengandalakan indra pendengaran, berbicara dan mendengar dalam memahami dan mengingat pengetahuan atau pelajaran. Memiliki kusulitan dalam menyerap pengetahuan dalam bentuk gambar, tulisan dan semua yang berhubungan dengan indra penglihatan. Guru  dapat melakukan pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan tape recorder sebagai lat bantu, melakukan wawancar atau terlibat dalam kelompok diskusi, mencoba membaca informasi yang kemudian diringkas secara lisan dan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
Ketiga, gaya belajar kinestetik, (Kinesteti Learners). Orang yang belajar seperti ini , memahami informasi atau pengetahuan dengan indra peraba. seperti bergerak, bekerja dan menyentuh. Gaya belajar seperti ini memilki banyak kerekteristi  yang tidak semua orang biosa melakukannya. Guru dapat melakukan pendekatan dalam kegiatan belajar dengan melakukan berbagai praktik yang berhubungan dengan fisik,  menempatkan tangannya sebagai menyerap informasi.
c.       Suara Guru
Walaupun bukan merupakan faktor yang sangat besar, namun suara guru juga dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Suara yang tinggi ynag melengking akn terdengar tidak oleh telinga siswa, begitupuun suara yang terlalu rendah tidak akan terdengar oleh siswa dan bahkan akan terjadi kemungkinan situasi yang gundah yang dilakukan siswa. Hendaknya suara guru diatur , cenderung rileks, cenderung mendorong siswa mendengarkannya. Kapan terjadi tekanan pada suara maupun relatif rendah, jelas dan terdengar oleh semua siswa serta tidak terlau tiinggi melengking dan tidak terlalu rendah.
d.      Pembinaan Hubungan Baik
Guru propesional bukanlah guru yang gila hormat. Sangat baik jika guru selalu menciptakan hubungan erat dengan murid, tersenyum ketika bertemu murid, menyapa terlebih dahulu, memberi selamt kepaada murid, memberi nasihat, memanggail mereka dengan panggilan kesayangan dirumah dan memberi hadiah kepada mereka yang berhasil (Mahfudz 2011: 36)
Pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa merupakan faktor dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan menjalin hubungan yang baik diharapkan akan terjadinya pembelajaran yang menyenagkan, siswa-siswa yang penuh gairah dan semangat dalam pembelajarannya, bersikap optimistik serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada diri siswa tersebut.
3.       Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasionnal yang dilakukan baik ditingkat kelas maupun sekolah adalah salahsatu mencegah masalah dalam pengelolaan kelas. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan dengan tujuan para siswa sudah terbiasa memlakukan dan menghadapi hal tersebut sehingga tidak harus dipermasalahkannya. Adapun kegiatan rutinitas tersebut ialah pergfantian pelajaran, upacara dan kegiatan yang lainnya.
B.      Aspek, fungsi dan masalah dalam manajemen kelas
a.       Aspek Dalam Manajemen Kelas
Dalam ungkapan Maman Rachman yang dikutip dalam buku Pengelolaan Pendidikan (2010) yang ditulis oleh Tim Jurusan Administrasi Pendidikan, mengatakan bahwa manajemen kelas harus dilakukian oleh guru guna memberikan dukungan terhadap keberhasilan belajar anak.  Keberhasilan dalm pembelajaran akanditentukan oleh seberapa mampu guru dalam memfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yaitu mengecek kehadiran, mengumpulkan dan memeriksa pekerjaan siswa, mengumpulkan, mencatat data, pemeliharaan arsip, menyampaikan materi dan memberikan tugas.
b.      Fungsi manajemen kelas
Dalam buku Pengelolaan Pendidikan (2010:111) yang ditulis oleh Tim Jurusan Administrasi Pendidikan, fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaflikasikan didalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya.dalam pelaksanaanya fungsi-fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan dasar filosofos dalam pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi-fungsi tersebut meliputi:
Merencanakan
Yaitu merencanakan sebuah target yang akan dicapai secara matang tujuan dan teknis atau metode yang tepat untuk digunakan.
Mengorganisasikan
Yai

makalah ma'mun-syukur

BAB II
ISI
Pengertian syukur
Kata syukur menurut kamus bahasa arab bersal dari masdhar syakara, yaskuru, syukuuron yang artinya “berterima kasih” yang dimaksud adalah rasa berterimakasih kepada Allah Swt atas segala nikmat yang tak lain segala sumber nikmat tersebut berasal dari-Nya.
Syukur merupakan pengakuan hati sebagai ungkapan terima kasih terhadap suatu ganjaran, dan nikmat yang diperoleh  seseorang yang tak lain nikmat tersebut adalah pemberian dari Allah Swt kepadanya. Syukur  bukan hanya nikmat saja, melainkan juga bersyukur atas  terbebasnya dari suatu bencana ataupun ujian dan cobaan.
Dari tinjauan agama, syukur adalah Nampaknya pengaruh nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas seorang hamba melalui lisannya dengan cara memuji dan mengakuinya; melalui hati dengan cara meyakininya dan cinta; serta melalui anggota badan dengan penuh ketundukan dan ketaatan. (Madarijus Salikin, 2/244)
Orang yang bersyukur akan merasa cukup dan bahagia karena segala sesuatu yang terdapat dalam dirinya ia pasti di syukuri. Dan ia akan merasa nyaman tidak iri hati apalagi sampai kufur nikmat. Sebaliknya orang yang kufur akan merasa gelisah hatinya , merasa serba kurang walaupun hartanya banyak bahkan ia akan akan di siksa oleh Allah dengan siksaan yang pedih.karena orang  yang bersyukur akan ditambahkan nikmatnya serta orang yang kufur akan ditambahkan siksanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7.
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ  
“ dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7).
Syukur merupakan bukti keseriusan seorang hamba dalam mengabdi dan tunduk kepada Rabbnya. Allah Swt berfirman dalam syrat Al baqarah ayat 172.

وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan bersyukurlah kepada Allah jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.”( al-Baqarah ; 172).
Dalam web http://pamwates.blogspot.com/2010/07/syarah-ayat-hadis-sabar-dan-syukur.html menyatakan bahwa Allah menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati adalah untuk kita syukuri. Allah ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan kalian tidak mengetahui apa-apa, dan Allah menciptakan untuk kalian pendengaran, penglihatan,dan hati mudah-mudahan kalian bersyukur (kepada-Nya).” (QS. an-Nahl : 78).
Dalam web http://pamwates.blogspot.com/2010/07/syarah-ayat-hadis-sabar-dan-syukur.html Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْدِيُّ وَشَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ جَمِيعًا عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ وَاللَّفْظُ لِشَيْبَانَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Haddab bin Khalid al-Azdi dan Syaiban bin Farrukh menuturkan kepada kami, semuanya dari jalan Sulaiman bin al-Mughirah, sedangkan lafaznya adalah milik Syaiban. Mereka berkata: Sulaiman menuturkan kepada kami. Dia berkata: Tsabit menuturkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim dalam kitab az-Zuhd wa ar-Raqa’iq).
Hadist di atas menjelaskan salah satu ciri seorang mukmin. Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, nikmat dan karunia maka ia selalu bersykur kepada Allah Swt, karena ia telah menyadari dalam hatinya bahwa semua itu adalah pemberian dari-Nya. Kemudian apabila ia mendapatkan musibah ataupun kesusahan maka ia senantiasa bersabar karena ia telah meyakini dalam hatinya bahwa ini adalah cobaan dan ujian yang datang dari Allah Swt untuk menguji keimananan dan ketaqwaannya yang nantinya akan menaikan derajatnya dihadapan allah Swt.
B. Pentingnya Memilki Rasa Syukur Kepada Allah Swt
Sebagai hamba Allah yang sempurna, manusia wajib bersyukur kepada-Nya karena Dia telah memberikan nikmat dan berbagai kebutuhan manusia tanpa batas serta ia tidak dapat menghitungnya nikmat tersebut. Dalam http://www.alsofwah.or.id firman Allah dalam Al-qur’an surat Ibrahim ayat 34 yang berbunyi:
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا 
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala sesuatu yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya." (Ibrahim: 34). 
Zuhdi Amin, Lc. Mengatakan yang tersedia Dalam http://www.alsofwah.or.id bahwa  Syaikh as-Sa'di Rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya, "Maksudnya, Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada kalian segala sesuatu yang menjadi angan-angan dan kebutuhan kalian, berupa berbagai macam kenikmatan yang kalian mohonkan padaNya, baik dengan li-sanul hal maupun dengan lisanul maqal." 
Jika kita menyadarinya bahwa tak dipungkiri lagi bahwa segala nikmat adalah semuanya pemberian dari Allaha Swt, anggota tubuh kita dari rambut hingga ujung kaki semuanya adalah karunia dan nikmat Allah. Oksigen yang kita hirup tiap hari secara gratis tanpa sadari itu adalah pemberian dari Allah Swt, semua kebutuhan yang terpenuhi hakikatnya dari Allah namun syariatnya adalah dengan berikhtiar. Maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa kita patut  bersyukur. Dalam http://www.alsofwah.or.id, firman Allah Swt dalam surat An-Nahl ayat 53 yang berbunyi:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ 
"Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (da-tangnya)." (An-Nahl: 53). 
Maka sudah jelas ayat diatas menjelaskan bahwa sebagai kita sebagai hamba Allah Swt yang lemah wajib untuk bersyukur baik secara fi’liyah, secara lisaniyah maupun dengan qolbiyah. Bersyukur secara fi’liyah Bersyukur secara filiyah yaitu bersyukur dengaan cara segala prilaku dan perbuatan menunjukan sikap bersyukur kepada Allah. Bersyukur secara lisaniyah yaitu semua ucapannya menunjukan rasa syukur kepada Allah, semua kata rasa syukur kepada Allah, semua kata dan ucapannya tidak luput menyebutkan pumenyebutkan  asma Allah Swt dan pujian-pujian kepada-Nya. Bersyukur dengan qolbiyah yaitu mengikrarkan dan menetapkan dalam ersyukur dengan qolbiyah yaitu mengikrarkan dan menetapkan serta meyakini dalam hati bahwa segala nikmat berasal dari Allah. Bersyukur dengan qolbiyah inilah merupakan puncak rasa syukur seseorang yang beriman, karena semua perbuatan maupun lisannya terwujud untuk ya terwujud untuk mewujudkan dalam hatinya untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt.
Sebagai makhluknya sudah jelas manusia wajib bersyukur kepada Allah. Segala yang di dapatkan oleh kita sebagai manusia adalah bermuara dari Allah Swt. manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa, sebab kita tinggal dan beridiri di bumi milik Allah ini tak dapat berbuat apa-apa melainkan hanya menumpang dan hidup atas kehendak-Nya. Akankah kita kita menyombongkan diri dengn berkata bahwa segala yang dimiliki adalah hasil jerih payah dan usaha sendiri? Padahal itu semua adalah syari’atnya atau jalannya sementara hakikatnya adalah kehendak-Nya. meski kita syukuri, kita bersyukur kepada Allah  tidak dapat setara dan membalas semua nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, bahkan kita dapat bersyukur pula adalah dari ridha dan kehendak-Nya. Dalam mushaf Al qur’an dan terjemahan yang disusun oleh Departemen Agama RI, Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 172.
يايهاالذين امنوا كلوا من طيبت ما رزقنكم وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ 
"hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezki yang baik-bak yang  kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Nya kamu menyembah." (Al-Baqarah: 172).
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah  memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk memakan makanan yang halal baik lagi menyehatkan bagi tubuh dan larangan memakan makanan yang haram, kotor lagi merusak bagi tubuh serta diperintahkan untuk bersyukur atas nikmat-Nya jika mereka adalah seorang hamba dan mukmin yang hanya kepada Allah Swt lah mereka beribadah.
Kemudian daripada itu bagaimana cara untuk mensyukuri nikmat tersebut? Apakah hanya sekedar mengucapkan kalimat “ alhamdulillah”?. Dari atas telah di cuplikan bahwa dengan tidak hanya lisan, tetapi bahkan anggota badan dan hati semuanya digunakan untuk bersyukur. Bersyukur dengan hati yaitu dengan meyakini bahwa nikmat semua berasal dari Allah Swt, dengan lisan yaitu senantiasa mebasahi lidah dengan dikrullah. Bersyukur dengan anggota badan, maka yaitu dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat ini untuk senantiasa melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya yakni yakni kita pergunakan untuk beribadah kepada-Nya yang inti dari kita diciptakan. Hal ini tertera dalam firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat addariyat ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat: 56).
Ayat ini menjelaskan bahwa inti diciptakan-Nya makhluk semuanya untuk beribadah kepada Allah, begitupun manusia diciptakan semata-mata untuk beribadah. Segala aktivitas ritual maupun mu’amalah semata-mata diniatkan karena untuk ibadah kepada Allah Swt, karena hanya Dialah satu-satunya yang wajib disembah dan tiada sekutu bagi-Nya.
Pengertian kufur nikmat
Menurut kamus lengkap bahasa arab Al-Azhar yang disusun S. Askar, kufur berasal dari kata kafara, yakfuru, kufrun yang artinya “menutupi”. Secara makna berarti menutupi atau mengingkari sesuatu hal. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang dimaksud kufur nikmat ialah mengingkari bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah Swt.
Dijelaskan bahwa fungsi dari mensyukuri nikmat ialah indikator dari keimanan dan keesaan Terhadap allah, maka sebaliknya jika kufur terhadap nikmat-Nya berarti mempersekutukan terhadap-Nya. sedangkan orang yang mempersekutukan Allah akan sia-sialah amal yang telah dilakukan-Nya dan tergolong kepada orang-orangyang merugi. sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 65-66.
قل افغيرالله تأمروني اعبد ايهاالجاهلون. ولقد اوحي اليك والى الذين من قبلك لئن اشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخسرين
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.( QS. Az-Zumar: 65-66).
Ayat tentang pernyatan iblis dalam menentang untuk bersujud kepada nabi adam As juga adalah pentingnya untuk bersyukur dan larangan untuk kufur nikmat. Firman Allah Swt dalam surat Al-Araf ayat 17 sebagai berikut.
ثم لاتينهم من بين ايديهم ومن خلفهم وعن ايمانهم وعن شمائلهم ولاتجد اكثرهم شاكرين
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur ( taat).  (QS. Al-A’raf: 17).
Ayat diatas menjelaskan pernyataan iblis kepada Allah Swt bahwa ia akan berusaha dan terus menyesatkan manusia yang pada intinya supaya manusia tidak mensyukuri nikmat-Nya.
Manusia diberikan oleh Allah berbagai kenikmatan didunia ini dan cara pemanfaatannya, dan ini merupakan ujian yang diberikan kepada mereka untuk bersyukur kepada-Nya. sebagai balasannya mereka harus taat kepada perintah dan menjauhi larangan-Nnya. Pada kenyataannya terbukti bahwa manusia ada yang bersyukur dan  sebagian kufur nikmat kepada Allah. Namun Allah memberi kebebasan kepada manusia apakah hendak bersyukur/taat atau tidak. Sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Insan ayat 2-3.
اناخاقناالإنسان من نطفة امشاج نبتليه فجعلناه سميعا بصيرا. اناهديناه السبيل اما شاكرا واما كفيرا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan mausia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhya kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur. ( QS. Al-Insan: 2-3 ).
 Dari ayat di atas telah jelas bahwa manusia ini ada yang termasuk beriman yang mensyukuri nikmat dan ada pula yang kufur. Namun Allah tidak rugi dengan kedu hal terssebut. Baik orang yang beriman maupun orang yang kufur. yang  beriman kepada Allah tidak akan menambah keagungan dan kepunyaan-Nya yang di langit maupun dibumi, karena Dia telah maha agung dan sang malik ( maha memiliki ). Dan sebaliknya orang yang kufur kepada-Nya tidak akan mengurangi ke agungan-Nya. namun Allah akan memberikan reward dan punisment terhadap keduanya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7, asyura ayat 23, al qomar 33-35.