oleh Ma'mun Firmansyah S.Pd
Sungguh
telah diberi karunia dan hidayah kepada orang yang memiliki sikap tawakkal,
terutama bertawakkal kepada Allah SWT. Segala urusannya akan diserahkan kepada
Allah dengan usaha-usaha yang telah dilakukannya untuk mencapai tujuan yang dia
cita-citakan.
Mungkin
di lingkungan masyarakat , kita sulit menemukan seseorang yang bertawakkal .
untuk mempermudahnya dapat mengenal sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Mujahadah (
semangat yang kuat )
Sebagai seorang mukmin
dan muslim dianjurkan untuk memiliki
akhlak yang baik. Salah satunya
tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang tentram,tenang,dan damai.
Tawakkal
bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi diawali
dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan
hasilnya kepada Allah SWT.
Diantara
ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat. Mempunyai
semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan
oleh Islam.
Dalam
buku Pelita As-Sunnah (2003:293) karangan Syeikh Ibrahim Jalhum terdapat sebuah
hadits yang artinya sebagai berikut : “ Dari Abu Hurairah r.a.,ia berkata, Rosulullah
SAW. Bersabda, “ Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada orang mukmin yang lemah,walaupun semuanya itu ada kebaikannya.
Tekunlah berusaha untuk mencari apa yang memberi manfaat bagimu. Mohonlah
pertolongan kepada Allah dan jangan lemah semangat. Jika sesuatu menimpa
dirimu, jangan engka berkata, “ Seandainya aku berbuat begini, akibatnya tentu
begini. Akan tetapi, katakanlah Allah telah menakdirkannya dan apa yang dikehendaki niscaya Dia kerjakan. Karena sesungguhnya ucapan
seandainya itu membuka jalan perbuatan setan.” ( H.R. Muslim)
Penjelasan:
Dalam
hadits ini tersirat petunjuk untuk
berusaha yakni kuat iman serta teguh dalam usaha yang berguna yang kebaikannya
merata ke masyarakat. Oleh karena itu,
kita wajib mengusahakan amal kebajikan dengan hasrat dan cita yang kuat, penuh keyakinan, tidak was-was, linglung, dan malas.(Jalhum I. 2003:294)
Orang
mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang
lebih bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang
lemah semangatnya, tidak mau bekerja keras dan
mengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap
orang untuk meningkatkan ilmu,budi pekerti,
serta kemasyarakatan dan perekonomiannya.
(Jalhum I. 2003:294)
Itulah
sebabnya, Rasulullah SAW.melanjutkan pertunjukannya kepada orang mukmin dengan
bersabda, “ihrish ‘alaa maa yanfa’uka”,yakni tekunlah berusaha agar manfaat
material dan spiritual tidak luput darimu. Oleh karena itu, kita wajib mencurahkan
segala tenaga agar terpenuhi kebaikan
bagi diri, keluarga,dan bangsa. Jangan lalai mencari ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Minta tolonglah kepada Allah Azza
wa Jalla atas semua itu karena Allah
SWT. Maha Pemurah dan tempat meminta
pertolongan. Bagi seseorang, tiada cukup untuk tidak meminta pertolongan pada
setiap masalah dari sekian banyak
keadaan yang meliputinya.
(Jalhum I. 2003:294)
Rosulullah
SAW. Mengingatkan agar kita tidak bersifat lemah, yakni hilang semangat,putus
asa,pemalas,dan lalai dalam mengusahakan hal-hal yang luhur. Rosulullah SAW.
Selalu memanjatkan doa yang artinya sebagai berikut:
“Ya Allah, sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan,kemalasan,ketakutan,dan kebakhilan.” (H.R.
Muslim)
Hadits
tersebut juga menerangkan, bila seorang
ditimpa malapetaka dan tidak menemukan jalan yang dapat melepaskan diri dari
penderitaan,meskipun sudah mencurahkan daya dan usaha, ia harus menyerahkan
masalah tersebut kepada Allah Azza waa Jalla dengan tidak bosan-bosannya dan
tidak putus asa. Oleh karena itu, jangan
sekali-kali mengeluarkan ucapan “ Seandainya (andaikata) aku berbuat begini,
tentu akibatnya demikian.” Sebab, “berandai-andai” itu memberi
peluang bagi setan untuk selalu menggoda manusia dan membimbangkannya terhadap
qadha dan takdir Allah yang telah disuratkan kepada hamba-hamba-Nya. yang lebih
baik adala mengatakan “Ini adalah takdir Allah. Apa yang Dia kehendaki di
perbuat-Nya.” begitu juga hendaknya mencari sebab-sebab yang lazim menurut
Sunnah Allah dalam menetapkan sesuatu untuk menghadapi akibat kejadiannya. Oleh
karena itu, selayaknya generasi penerus bangkit untu menatap masa
depan,tekun,dan bekerja, tetapi tetap memasrahkan jiwa raganya hanya kepada
Allah, Tuhan semesta alam. (Jalhum I.
2003:295)
2.
Bersyukur
Ciri
lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia mendapatkan
apa yang dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, karena ia menyadari
dan meyakini bahwa semua yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan
kehendak-Nya.
Dengan bersyukur pula ia akan selalu merasa puas,
senang dan bahagia. Seperti dalam firman Allah :
“ Bersyukurlah kepada-Ku
niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika tidak bersyukur sesungguhnya
azabku teramat pedih “
3.
Bersabar
Ciri
orang yang bertawakkal selanjutnya ialah selalu bersabar. Sebagai orang mukmin
yang bertawakkal kepada Allah ia akan bersabar, baik dalam proses maupun dalam
proses maupun dalam hasil. Karena dengan inilah ia akan bahagia dan tenang atas apa yang di terimanya. Rosulullah. dalam
buku 1100 hadits terpilih (1991:274) karangan
Dr. Muhammad Faiz Almath , Rosulullah SAW bersabda yang artinya sebagai
berikut:
“ Orang yang bahagia
ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang terkena ujian dan cobaan
dia bersabar.” ( HR. Ahmad dan Abu dawud)
Bahwa
orang yang bahagia ialah yang dijauhkan atau terhindar dari fitnah-fitnah dan
orang yang bersabar ketika mendapatkan ujian-ujian itu baik berupa ujian
keimanan maupun ujian sekolah biasa karena itu merupakan sebuah ujian untuk
menguji seberapa kemampuan seseorang menguasai pelajaran. Seseorang yang apabila ia kurang berhasil dalam mencapai
sesuatu urusan, atau gagal lulus UN atapun tidak lulus SNMPTN itu juga merupakan sebuah ujian. Lalu yang
manakah ujiannya?
Ujian
tersebut ialah ujian dari beberapa sikap, misalkan terjadi kegundahan pada
dirinya,sikap putus asa, tidak percaya diri dan selalu merasa kurang pada
dirinya itu yang mengarahkan kepada rendah diri. Lalu apa obatnya? Tak lain
obatnya ialah sabar. Dengan sabar ia akan bahagia. Dengan sabar ia akan merasa
tenang, dengan sabar hatinya akan tentram,dengan sabar ia akan tau takdir Allah
SWT yang diberikan kepadanya serta mengetahui hikmahnya.
4.
Intropeksi Diri (Muhasabah)
Orang
yang bertawakkal salah satu sikapnya
ialah intropeksi diri. Dimana ia akan intropeksi diri apabila ia kurang
sukses daam menjalankan sesuatu ia tidak membuat dirinya “drop”, melainnkan ia
selalu intropeksi pada diri, dapat dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi
apa yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan berusaha menghindari faktor
penyebab suatu kegagalan tersebut serta senantiasa memberikan yang terbaik pada
dirinya.
5.
Berdoa
Dalam http://mangajid.wordpress.com/2009/05/08/ciri-orang-yang-bertawakal/, bahwa segala
sesuatu ada dalam genggaman Allah SWT,
berdo’a adalah melambangkan betapa kecilnya kita di hadapan Allah SWT.
Sungguh termasuk orang yang takabur orang
yang tidak pernah berdo’a, padahal segala hasil usaha keras itu sesuatu ia
dapatkan adalah atas izin Allah Swt, tanpa izin-Nya semuanya tidak akan mungkin
terjadi.
Berdo’a diperintahkan
oleh Allah SWT, seperti dalam firman-Nya :
“ Berdo’alah kalian
niscaya akan Aku kabulkan
“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar